GAMBARAN UMUM GAMPONG MESJID TRIENGGADENG
Gampong Mesjid
Trienggadeng adalah salah satu gampong yang berada dalam kemukiman
Trienggadeng. Kemukiman Trienggadeng membawahi 27 gampong lainnya yang salah
satunya adalah Gampong Mesjid Trienggadeng.
Gampong
Mesjid Trienggadeng termasuk ke dalam wilayah Kemukiman trienggadeng, Kecamatan
Trienggadeng, Kabupaten Pidie Jaya yang luas wilayahnya sekitar 119,94 km2.
Secara administrasi dan geografis gampong Mesjid Trienggadeng berbatasan dengan
:
· Gampong
Paya di sebelah barat
· Gampong
Tueng Kluet di sebelah timur
· Gampong
Matang di sebelah selatan
· Gampong
Mee Peuduek Baroe di sebelah utara
Kondisi geografis dari
gampong Bak Aghu sendiri adalah sebagai berikut :
· Banyak
curah hujan : 1.785 mm/tahun
· Ketinggian
tanah dari permukaan laut : 8 mdpl
· Suhu
udara rata-rata : Sedang
· Topografi
(daratan rendah, tinggi, pantai ) : Dataran rendah
Sedangkan orbitrssi ( jarak dari pusat
pemerintahan gampong ) adalah :
· Jarak
dari pusat pemerintahan kecamatan : 7
Km
· Jarak
dari pusat pemerintahan kabupaten : 100
Km
· Panjang
jalan kecamatan :
100 Km
· Panjang
jalan gampong :
7000 m
· Panjang
jalan setapak :
2000 m
·
Jumlah penduduk gampong
: 223 KK dan 767
jiwa
BIDANG PERMASALAHAN GAMPONG MESJID TRIENGGADENG
A.
Pendidikan,
Agama, Ekonomi, dan Sosial-Budaya
1.
Pendidikan
Masyarakat di
gampong Mesjid Trienggadeng pada umumnya
mengecap pendidikan paling tinggi hingga
SMA atau hanya mengecap pendidikan pesantren untuk warga yang kini berusia
produktif. Banyak pemuda-pemudi yang tidak melanjutkan pendidikan hingga
perguruan tinggi. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya :
keadaan ekonomi masyarakat yang kelas menengah ke bawah, kurangnya motivasi
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan minimnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan akademik maupun non akademik.
Walaupun
demikian terlihat semangat menuntut ilmu yang tinggi dari anak anak sampai
remaja yang berusia 5 – 18 tahun. Hal ini tentulah menjadi semangat baru untuk
memajukan desa. Namun, masih banyak permasalahan yang
dihadapi dalam bidang pendidikan yaitu seperti tidak adanya pengadaaan program
bimbingan belajar, terdapat banyak siswa yang kurang mampu, kurangnya pemberian
beasiswa, kurangnya sarana dan prasarana penunjang yang mendukung pendidikan. Hal – hal inilah yang ditakutkan dapat menghilangkan
semangat belajar mereka.
2.
Agama
Penduduk Mesjid
Trienggadeng keseluruhan beragama islam. Aktivitas keagamaan di gampong Mesjid
Trienggadeng tergolong aktif, dikarenakan adanya pondok pesantren yang para
santri nya sangat membuat atmosfir religius sangat hidup di gampong tersebut.
Walaupun mesjid di Gampong Mesjid Trienggadeng masih dalam masa pembangunan,
aktivitas keagamaan seperti sholat berjamaah dan pengajian tetap dilaksanakan
oleh para santri maupun warga gampong setempat.
3.
Ekonomi
Adapun
perekonomian di Gampong mesjid Trienggadeng cukup stabil, yang banyak didapat
dari hasil pertanian buah-buahan. Hasil
panen buah-buahan seperti semangka dan kacang kedelai menjadi pemasukan terbesar masyarakat desa. Sedangkan
permasalahan dibidang perekonomian yaitu banyak masyarakat bermata pencaharian
tidak tetap (tergantung musim dan keadaan),
kurangnya dukungan modal dan perlengkapan dibidang pertanian dan
perkebunan, kurangnya warga yang memiliki skill/keterampilan per bidang, tidak
adanya (Badan Usaha Milik Gampong) BUMG dan Koperasi, kurangnya kesadaran
masyarakat untuk menabung demi modal usaha, dan kurangnya kesadaran menciptakan
lapangan kerja.
Namun terkadang
masyarakat juga memiliki mata pencaharian variatif/ganda, hal ini disebabkan
oleh faktor kesempatan kerja, banyak diantara penduduk yang bekerja sebagai petani
padi pada musim-musim tertentu. Ada yang
mampu menjadi tukang dan juga buruh, jika sedang tidak ada mereka beralih
kepada ketergantungan musim yang berjalan.
4.
Sosial dan
Budaya
Kehidupan
sosial di Mesjid Trienggadeng bisa menjadi contoh bagi desa lainnya. Betapa tidak
hubungan persaudaraan satu sama lain sungguh erat. Sikap terbuka dan ramah
tamah selalu melekat pada setiap perilaku masayarakat sehari – hari. Sehingga
berbagai permasalahan yang ada di gampong dapat cepat terselesaikan. Adat dan
istiadat gampong pun
masih ditaati oleh masyarakat desa dengan baik.
B.
Prasarana dan Sarana
Jumlah sarana dan prasarana di Gampong Mesjid Trienggadeng tergolong
memadai untuk sebuah desa. Ada 1 unit meunasah, 1 Unit gedung Sekolah
Dasar, pondok
pesantren, dan 1 unit gedung Puskesmas.
Kegiatan pemerintahan desa dilakukan di rumah keuchik atau di menasah, yang meliputi semua seperti administrasi, pendataan
penduduk dan lain sebagainya dikarenakan tidak adanya Kantor Keuchik.
C. Produksi
Produksi yang
terdapat pada Gampong Mesjid Trienggadeng sebagian besar adalah dibidang
pertanian khususnya sawah. Pertanian di gampong ini di dominasi oleh
buah-buahan seperti semangka dan kacang kedelai. Untuk komoditi padi, warga
setempat melakukannya hanya pada musim-musim tertentu saja. Semangka merupakan
komoditi utama dari gampong ini. Hasil panen dijual di daerah-daerah di
Kabupaten Pidie Jaya bahkan sampai ke luar kabupaten.
D. Kesehatan dan Kebersihan Lingkungan
Kesehatan masyarakat dan kebersihan lingkungan desa
merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan. Permasalahan yang timbul di Gampong
Mesjid Trienggadeng seperti tidak
adanya penyuluhan kesehatan sehingga mengakibatkan kesadaran akan pentingnya
menjaga kesehatan dan kebersihan. Hal ini juga disebabkan oleh padatnya jadwal
kegiatan masyarakat yang bekerja sejak pagi hari hingga sore hari.
Walaupun tidak banyak masyarakat yang menderita
penyakit, namun hal tersebut tidak baik jika dibiarkan terus menerus. Tempat
pembuangan sampah umum yang sangat sedikit membuat sampah – sampah makanan
kecil beterbangan dimana saja. Kebersihan diri dan lingkungan yang kurang
membuat masyarakat menjadi sangat rentan untuk terkena penyakit dan tidak baik
untuk anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.
E. Administrasi dan Pemerintahan Gampong
Dalam mengatur
roda pemerintahan gampong yang disesuaikan dengan keadaan masyarakat sistem
pemerintahan Gampong Mesjid Trienggadeng berpola pada adat/kebudayaan dan
peraturan formal yang dibuat secara bersama yang bersifat umum sejak zaman
dahulu dan secara struktural pemerintahan gampong mulai dari keuchik, tuha peut
(bagian lembaga penasehat gampong), sekretaris gampong, imuem meunasah (mengorganisir
kegiatan-kegiatan keagamaan), kepala dusun, kepala urusan (KAUR), pemerintahan,
kesejahteraan rakyat, pembangunan yang dipilih secara musyawarah dan keputusan
bersama.
Pemerintah Gampong Mesjid Trienggadeng mengalami sedikit perubahan dalam
hal pelayanan publik, penyebabnya antara lain karena tidak adanya Kantor Keuchik
dan kurangnya fasilitas pendukung untuk pelayanan umum, serta
kurangnya sumber daya aparatur yang diakibatkan karena minimnya pelaksanaan
kegiatan pelatihan peningkatan kapasitas aparatur gampong dan dukungan lainnya
yang bersifat administratif untuk mobilisasi sehingga sangat mempengaruhi
pelayanan terhadap umum, dan juga diakibatkan oleh rendahnya insentif aparatur,
lemahnya aparatur dalam memberikan layanan kepada publik juga tidak terlepas
dari kurangnya bantuan pemerintah. Dalam memberdayakan aparatur yang
keterbatasan sumber daya manusia memang sangat jelas terlihat, indikasinya
adalah lambatnya proses administrasi dan informasi untuk aktualisasi data-data
pada kecamatan dan di samping itu juga, fasilitas lainnya masih sangat minim,
sehingga kondisi saat ini terpaksa
bekerja dengan sarana peralatan apa adanya.